KOMPAS.com — Perlu tidaknya pendidikan karakter
diberikan kepada peserta didik masih menjadi pro kontra. Pemerhati
pendidikan, Prof Winarno Surakhmad, mengatakan, bangsa Indonesia sudah
berkarakter sejak dahulu kala ketika dijajah Belanda. Hal itu
disampaikannya di hadapan guru-guru Pendidikan Kewarganegaan (PKn)
se-Jakarta, Kamis (28/7/2011).
"Karakter bangsa kita ini sangat disukai oleh penjajah, sifat nerimo,
sangat penurut, sangat penyabar, ramah tamah sehingga terkesan aman
untuk dijajah," kata Winarno, di Aula Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
Menurutnya, perlu dilakukan redefinisi terhadap pemahaman karakter
bangsa Indonesia. Hal ini, katanya, seharusnya dipikirkan oleh seluruh
lapisan masyarakat. Pendidikan karakter, tegas Winarno, sejatinya
disadari oleh setiap warga negara.
"Ungkapan tomorrow will be better than today seharusnya menjadi pegangan bagi seluruh warga negara," ujar dia.
Winarno
melanjutkan, ketika semua orang sudah berorientasi masa depan, maka
masa lalu akan dijadikan pelajaran. "Karena karakter itu membentuk
harapan untuk masa depan. Dunia telah berubah dengan sangat cepat. Maka,
pendidikan karakter yang dipermasalahkan sekarang harus sepenuhnya
memperhitungkan perubahan dunia pada umumnya dan perubahan Indonesia
pada umumnya," papar dia.
Winarno menambahkan, kurikulum khusus untuk pendidikan karakter sebenarnya tidak diperlukan. Namun, jika dimasukkan dalam pembelajaran, hendaknya tidak hanya menitikberatkan pada budi pekerti.
Winarno menambahkan, kurikulum khusus untuk pendidikan karakter sebenarnya tidak diperlukan. Namun, jika dimasukkan dalam pembelajaran, hendaknya tidak hanya menitikberatkan pada budi pekerti.
"Bagaimanapun bunyi dan
bentuknya, yang paling penting untuk Indonesia saat ini adalah karakter
bangsa yang menghidupkan harapan yang realistik untuk sebuah masa depan
yang manusiawi," kata Winarno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar