Surabaya (ANTARA
News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh
menegaskan bahwa ujian nasional (UN) bisa menggantikan seleksi nasional
masuk perguruan tinggi negeri (SNM-PTN) bila UN sudah diterima kalangan
perguruan tinggi sebagai sarana untuk seleksi masuk PTN.
"Kalau integrasi sudah terjadi antara SD, SMP, dan SMA, maka ke depan juga perlu ada integrasi dari SMA ke PTN, sehingga jenjang dari SD ke PTN akan `nyambung`," katanya setelah meresmikan Gedung AJ Teknik Elektronika ITS Surabaya, Sabtu.
Didampingi Rektor ITS Surabaya Prof Triyogi Yuwono, ia menjelaskan, integrasi dari SMA ke PT akan dilakukan dengan mendesain UN menjadi syarat masuk PTN dan untuk itu perlu tiga syarat.
"Syaratnya, soal UN harus mencerminkan kemampuan potensi anak-anak SMA dan untuk membuatnya akan kami libatkan kalangan PT selaku pengguna," katanya.
Selain itu, pelaksanaannya jangan sampai terjadi kebocoran soal UN. "Karena itu, percetakan soal UN akan kami sentralkan ke pusat untuk memudahkan kontrol, meski percetakannya nanti tidak satu perusahaan," katanya.
Tidak hanya itu, pelaksanaannya juga jangan sampai terjadi contekan. "Untuk itu, kami akan mengantisipasinya dengan melakukan kombinasi soal sehingga satu kelas mungkin akan ada lima jenis soal dengan komposisi soal juga berbeda setiap harinya," katanya.
Ditanya kemungkinan kebocoran akan terjadi dalam proses distribusi soal UN, terutama distribusi pukul 06.00 WIB-08.00 WIB, Nuh mengatakan perjalanan soal UN akan dikawal polisi mulai dari percetakan ke rayon, bahkan saat ada waktu menunggu di rayon juga dijaga pengawas dari PTN dan polisi.
"Di sekolah juga akan dipastikan tidak ada perbedaan soal UN yang dikerjakan siswa dengan hasilnya, karena itu pengawas dari PTN juga akan melakukan pengawasan secara langsung dengan dibantu polisi dari luar kelas," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya akan mendesain UN menjadi syarat masuk PTN. "Kalau desain itu sudah terwujud, maka nantinya tidak ada SNM-PTN. Mungkin PTN cuma melakukan tes potensi akademik dan tes jurusan, misalnya arsitek perlu tes menggambar," katanya.
Ia menambahkan perubahan UN untuk "paspor" masuk PTN itu akan mengembangkan fungsi UN yakni pemetaan kualitas sekolah, syarat masuk PTN, dan faktor kelulusan. "Tapi, kelulusan akan tetap ditentukan sekolah," katanya.
"Kalau integrasi sudah terjadi antara SD, SMP, dan SMA, maka ke depan juga perlu ada integrasi dari SMA ke PTN, sehingga jenjang dari SD ke PTN akan `nyambung`," katanya setelah meresmikan Gedung AJ Teknik Elektronika ITS Surabaya, Sabtu.
Didampingi Rektor ITS Surabaya Prof Triyogi Yuwono, ia menjelaskan, integrasi dari SMA ke PT akan dilakukan dengan mendesain UN menjadi syarat masuk PTN dan untuk itu perlu tiga syarat.
"Syaratnya, soal UN harus mencerminkan kemampuan potensi anak-anak SMA dan untuk membuatnya akan kami libatkan kalangan PT selaku pengguna," katanya.
Selain itu, pelaksanaannya jangan sampai terjadi kebocoran soal UN. "Karena itu, percetakan soal UN akan kami sentralkan ke pusat untuk memudahkan kontrol, meski percetakannya nanti tidak satu perusahaan," katanya.
Tidak hanya itu, pelaksanaannya juga jangan sampai terjadi contekan. "Untuk itu, kami akan mengantisipasinya dengan melakukan kombinasi soal sehingga satu kelas mungkin akan ada lima jenis soal dengan komposisi soal juga berbeda setiap harinya," katanya.
Ditanya kemungkinan kebocoran akan terjadi dalam proses distribusi soal UN, terutama distribusi pukul 06.00 WIB-08.00 WIB, Nuh mengatakan perjalanan soal UN akan dikawal polisi mulai dari percetakan ke rayon, bahkan saat ada waktu menunggu di rayon juga dijaga pengawas dari PTN dan polisi.
"Di sekolah juga akan dipastikan tidak ada perbedaan soal UN yang dikerjakan siswa dengan hasilnya, karena itu pengawas dari PTN juga akan melakukan pengawasan secara langsung dengan dibantu polisi dari luar kelas," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya akan mendesain UN menjadi syarat masuk PTN. "Kalau desain itu sudah terwujud, maka nantinya tidak ada SNM-PTN. Mungkin PTN cuma melakukan tes potensi akademik dan tes jurusan, misalnya arsitek perlu tes menggambar," katanya.
Ia menambahkan perubahan UN untuk "paspor" masuk PTN itu akan mengembangkan fungsi UN yakni pemetaan kualitas sekolah, syarat masuk PTN, dan faktor kelulusan. "Tapi, kelulusan akan tetap ditentukan sekolah," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar